tag:blogger.com,1999:blog-70209074328830379042024-02-08T12:04:35.052-08:00WGBP ACTIONIni Merupakan Beberpa Kegiatan yang telah dilakukan Oleh WGBP. Dimana WGBP adalah Capacity Building Working Group Beusaboh Pakat merupakan sebuah kelompok kerja yang menangani issue-issue pe-nguatan kapasitas OMS serta kegiatan penguatan kelemba-gaan masyarakat sipil di Aceh dan Sumatera Utara.Davehttp://www.blogger.com/profile/06952557079995355932noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-7020907432883037904.post-43081601206708839782007-12-10T21:38:00.000-08:002007-12-10T22:39:24.612-08:00Pelatihan PSAK 45<span style="font-size:130%;"><strong>PELAPORAN KEUANGAN<br />ORGANISASI NIRLABA – PSAK 45</strong></span><br /><div align="justify"><br /><strong>Conceptual Framework of Accounting<br /></strong>(Kerangka Konseptual Akuntansi)<br /> Tujuan dan Peranan<br /> Ruang Lingkup<br /> Pemakai dan Kebutuhan Informasi</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br /><strong>Tujuan dan Peranan<br /></strong> Acuan bagi komite penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya<br /> Penyusun LK, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum disusun dalam Standar Akuntansi Keuangan<br /> Bagi auditor, dalam memberikan opini terhadap LK yang diauditnya<br /> User, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam LK yang disusun sesuai SAK</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br /><strong>Ruang Lingkup<br /></strong> Tujuan Laporan Keuangan<br /> Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam Laporan Keuangan<br /> Defenisi, pengakuan dan pengukuran unsurunsur yang membentuk Laporan Keuangan<br /> Konsep modal serta pemeliharaan modal</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br /><strong>Pemakai dan Kebutuhan Informasi<br /></strong> Investor, donor atau Pemilik Dana<br /> Karyawan<br /> Pemberi pinjaman<br /> Pemasok (supplier)<br /> Customer (pelanggan)<br /> Pemerintah<br /> Masyarakat</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br /><strong>Tujuan Laporan Keuangan<br /></strong> Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu organisasi, yang bermanfaat bagi pemakai informasi tersebut dalam pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi<br /> Menunjukkan kinerja manajemen (stewarship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br /><strong>Asumsi Dasar Laporan Keuangan :</strong></div><div align="justify"><strong><br /></strong> Business Entity (Entitas usaha)<br />– Yaitu bahwa suatu organisasi atau badan usaha merupakan sebuah entitas (unit akuntansi) tersendiri, yang terpisah dan berbeda dengan pemiliknya, atau pendiri organisasi tsb<br /> Going Concern (Kelangsungan usaha)<br />– Yaitu bahwa suatu organisasi atau badan usaha akan terus beroperasi untuk melaksanakan aktivitasnya yang sedang berjalan, artinya suatu organisasi atau badan usaha didirikan tidak diharapkann untuk dilikuidasi atau dihentikan operasi dimasa mendatang<br /> Measurement Units (Unit Pengukur)<br />– Yaitu bahwa seluruh transaksi yang dilakukan oleh dan antar organisasi dapat diukur atau ditukar dengan cara yang seragam, menggunakan satuan ukur moneter, atau dalam bentuk uang</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br /><strong>Karakteristik kualifikasi dan Prinsip-prinsip Akuntansi :</strong></div><div align="justify"><strong><br /></strong> Cost Principle (Prinsip Biaya)<br />– Biaya dicatat dan dinilai pada saat perolehannya (historical cost)<br /> Revenue Principle (Prinsip Pendapatan)<br />– Menurut asumsi konservatif, pendapatan ditangguhkan pencatatannya sampai saat pendapatan tersebut telah terealisasi.<br /> Matching Cost Against Revenue (Penandingan)<br />– Artinya beban (expenses) harus diakui pada periode yang sama dengan revenue, yaitu pada saat telah terealisasi</div><div align="justify"> Objective (Objektivitas)<br />– Suatu LK haruslah tidak memihak pada kepentingan salah satu<br />pemakai LK tsb, sehingga LK tsb akan reliable (dapat dipercaya<br />dan berguna untuk semua pemakainya<br /> Consistency (Konsisten)<br />– Suatu LK harus dilaporkan secara konsisten dari suatu periode ke periode yang lain, sehingga dapat diperbandingkan. Konsisten dalam hal menggunakan sistem pencatatan yang dilakukan, kebijakan akuntansi dan estimasi yang digunakan.<br /> Full Disclosure and Fairness (Pengungkapan Penuh dan kewajaran)<br />– Suatu LK harus mengungkapkan semua informasi penting yang dinilai akan mempengaruhi para pengguna dalam mengambil keputusan. LK diungkapkan secara wajar<br /> Conservatism (Kehatian-hatian)<br />– Bahwa dalam memilih 2 atau lebih teknik akuntansi yang dapat diterima, maka preferensinya adalah memilih yang paling kecil resikonya bagi pengambil keputusan<br /> Materiality<br />– Bahwa transaksi atau peristiwa yang tidak memiliki dampak ekonomi signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling tepat, dan tidak perlu diungkapkan<br /> Comparability (Dapat diperbandingkan)<br />– Bahwa LK harus dapat diperbandingkan antar periode untuk mengidentifikasi trend dan kinerja keuangan</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br /><strong>Akuntansi Organisasi Nirlaba<br /></strong> Defenisi Organisasi Nirlaba<br />Yaitu suatu organisasi yang didirikan bukan untuk mencari laba, yang sumber dana untuk operasionalnya berasal dari masyarakat (dalam bentuk donasi dan sumbangan), dari pemerintah (lewat pajak dan retribusi), atau dari keuntungan atau laba dari kegiatannya<br /> Dalam Standar Akuntansi Keuangan, pelaporan akuntansi organisasi nirlaba diatur dalam PSAK 45</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br /><strong>Karakteristik Organisasi Nirlaba menurut PSAK 45</strong><br /> Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atas sumbangan tsb<br /> Tidak bertujuan memupuk laba<br /> Tidak ada kepemilikan, sehingga tidak dapat dijual, dipindahtangankan, atau tidak memiliki komposisi saham</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br /><strong>Perbedaan pelaporan keuangan organisasi profit dan nonprofit (nirlaba)<br /></strong> Organisasi Profit :<br />– Modal usaha disetor oleh pemilik<br />– Bertujuan memperoleh laba, sehingga ada laporan laba rugi<br />– Laba dibagikan untuk pemilik melalui deviden<br />– Tidak ada pembatasan aktiva bersih atau modal<br />– Akun-akun neraca diklasifikasikan menurut likuiditasnya<br /></div><div align="justify"> Organisasi Nirlaba :<br />– Modal dapat berupa sumbangan atau pinjaman<br />– Tidak bertujuan memupuk laba, sehingga hanya ada laporan aktivitas<br />– Tidak ada pembagian laba atau SHU pada pemilik<br />– Ada pembatasan penggunaan aktiva bersih<br />– Akun-akun dineraca diklasifikasi menurut kelompok homogennya</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br /><strong>Peralatan yang diperlukan untuk pembuatan Laporan Keuangan :<br /></strong>1. Adanya urutan proses atau tahapan yang harus dilalui<br />2. Adanya sistem akuntansi<br />3. Adanya Bagan Perkiraan (Chart of Account – COA)<br />4. Buku Besar atau Ledger<br />5. Adanya Manual prosedur keuangan<br />6. Penggunaan Software<br />7. Adanya Personel untuk menjalankan pembuatan LK</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br /><strong>1. Proses atau tahapan pembuatan Laporan Keuangan</strong><br /> Sesuai defenisi akuntansi, proses LK melalui<br /><em><strong>tahapan-tahapan sbb :<br /></strong></em>– Tahap penerimaan atau penyajian transaksi<br />– Tahap pencatatan transaksi (jurnal)<br />– Tahap mem-posting jurnal ke Buku Besar<br />– Tahap penyusunan Neraca Saldo (Worksheet)<br />– Tahap jurnal penyesuaian (adjustment) yang diperlukan<br />– Pembuatan Laporan Keuangan<br />– Pembuatan Jurnal Penutup (Closing Entries)<br />– Membuat Jurnal Balik (Reversing Entries)</div><div align="justify"><br /><strong>Tahap penerimaan atau penyajian transaksi<br /></strong> Transaksi yang akan dicatat hanya kejadiankejadian yang memberikan dampak ekonomi (keuangan) kepada organisasi<br /> Transaksi yang akan dicatat telah melalui proses verifikasi, komputasi, proses validasi, review berdasarkan SOP yang ditetapkan<br /> Transaksi yang telah diproses tersebut diotorisasi oleh pejabat yang berwenang berdasarkan kebijakan yang ditetapkan</div><div align="justify"><br /><strong>Tahap pencatatan transaksi<br /></strong> Transaksi dicatat menurut urutan kronologis tertentu, misal berdasarkan tanggal transaksi<br /> Transaksi dicatat digolongkan atau dikelompokkan kedalam perkiraan (account) yang tepat pada setiap periode tertentu</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><strong>Tahap Posting ke Buku Besar</strong><br /> Jika menggunakan software akuntansi, proses jurnal secara otomatis akan diposting ke buku besar, bahkan LK secara otomatis segera terbentuk<br /> Semua transaksi yang telah diposting, akan dikelompokkan ke dalam kelompok besar akun, meliputi akun aktiva, liabilities, pendapatan, beban dan aktiva bersih</div><div align="justify"><br /><strong>Tahap pembuatan Neraca Saldo</strong><br /> Neraca saldo merupakan ikhtisar dari LK sebelum adanya jurnal penyesuaian<br /> Neraca saldo merupakan tahapan pembantu untuk menghasilkan LK</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><strong>Jurnal Penyesuaian<br /></strong> Yaitu ayat-ayat jurnal digunakan untuk menyesuaikan perkiraan pendapatan dan beban yang belum tepat dikarenakan penggunaan sistem akrual basis untuk pengakuan pendapatan dan beban tersebut<br /> Ayat jurnal penyesuaian juga bisa ditimbulkan akibat rekonsiliasi bank, piutang dan transaksi non-kas seperti penghapusan aktiva tetap tak terpakai</div><div align="justify"><br /><strong>Tahapan Pembuat Laporan Keuangan</strong><br /> Setelah semua jurnal penyesuaian di entry, berarti LK telah siap disajikan<br /> Jika menggunakan software akuntansi, LK keuangan secara otomatis akan dipisah menjadi Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, dan Laporan Arus Kas</div><div align="justify"><br /><strong>Ayat Jurnal Penutup dan Jurnal Balik</strong><br /> Digunakan untuk menutup perkiraan beban dan pendapatan pada akhir periode, sehingga pada awal periode perkiraan pendapatan dan beban bernilai nol (0) pada awal periode<br /> Jika menggunakan software akuntansi, akan secara otomatis terjadi ketika periode pembukuan yang baru akan dimulai</div><div align="justify"><br /><strong>2. Sistem Akuntansi<br /></strong> Yaitu merupakan suatu sistem yang diciptakan untuk mengidentifikasi, merangkaikan, menggolongkan, menganalisa, mencatat, dan melaporkan transaksi yang terjadi dalam suatu organisasi serta menyelenggarakan pertanggungjawaban aset dan hutang organisasi<br /> Sistem akuntansi merupakan kumpulan dari :<br />– Dokumentasi atas transaksi akuntansi<br />– Sistem dan prosedur (SOP) yang ditetapkan untuk semua staf organisasi</div><div align="justify"><br /><strong>3. Bagan Perkiraan (Chart of Account – COA)<br /></strong> Yaitu suatu daftar yang memuat perkiraan-perkiraan atau akun yang tersedia untuk mencatat transaksi keuangan organisasi<br /> Saldo akhir dari masing-masing perkiraan ini yang akan membentuk laporan keuangan<br /> Untuk mempermudah penggunaan COA ini, digunakan Software-2 akuntansi<br /> COA dirancang di awal dengan mempertimbangkan kebutuhan organisasi, dan kemungkinan perkembangan dimasa mendatang<br /> COA juga sebaiknya didukung oleh penyiapan Cost Center atau Pusat-pusat biaya, yang memudahkan jika terjadi penambahan program atau project dimasa yang akan datang</div><div align="justify"><br /><strong>COA dibagi atas 5 kelompok besar</strong><br />1. Akun-akun aset atau aktiva<br />2. Akun-akun hutang<br />3. Kekayaan Bersih Organisasi (Modal – Bagi Profit Company)<br />4. Akun-akun Pendapatan<br />5. Akun-akun Beban</div><div align="justify"><br /><strong>4. Penyiapan Buku Besar (Ledger)<br /></strong> Yaitu suatu kesatuan kode yang membentuk laporan keuangan<br /> Buku besar akan menyajikan transaksitransaksi sejenis dan memiliki efek yang sama terhadap organisasi<br /> Untuk memudahkan identifikasinya, Buku Besar didukung oleh COA</div><div align="justify"><br /><strong>5. Manual Prosedur Keuangan (SOP)</strong><br /> Merupakan petunjuk detail bagi pelaksana pembukuan dan staf organisasi mengenai :<br />– Langkah dan tindakan yang harus dilakukan<br />– Formulir yang digunakan<br />– Arus dan distribusi formulir-formulir tersebut<br /> Sebuah manual (SOP) dirancang sedemikian rupa memperhitungkan kondisi organisasi dan pengendalian internal yang ditetapkan<br /> Manual harus menggambarkan suatu langkah dan prosedur yang dapat dilakukan secara cepat, aman dan murah<br /> Manual dirancang untuk menghindari praktek yang sia-sia, menyediakan ruang bagi penyesuaian terhadap perkembangan organisasi</div><div align="justify"><br /><strong>6. Penggunaan Software<br /></strong> Yaitu alat untuk memudahkan proses produksi informasi keuangan<br /> Penggunaan Software merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditiadakan seiring perkembangan teknologi informasi<br /> Selain mempermudah, penyalahgunaan software juga berdampak buruk pada organisasi, sehingga tingkat keamanannya perlu diperhatikan<br /> Adanya pembatasan akses terhadap software, perlu adanya penggunaan kata kunci (password) yang hanya diketahui oleh penanggung jawab proses penyiapan laporan dan informasi keuangan</div><div align="justify"><br /><strong>7. Personel Bagian Keuangan</strong><br /> Personel yang dimaksud adalah yang memahami kebutuhan dari pemakai informasi keuangan dan memiliki kemampuan untuk penyajian informasi tersebut.<br /> Personel ini harus memahami seluruh SOP yang bermuara ke informasi keuangan<br /> Personel ini harus mempunyai kemampuan analitis terhadap laporan keuangan yang dihasilkannya</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br /><strong><span style="font-size:100%;">Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba menurut PSAK 45 :<br /></span></strong>A. Laporan Posisi Keuangan<br />B. Laporan Aktivitas<br />C. Laporan Arus Kas<br />D. Catatan Atas Laporan Keuangan</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><strong>A. Laporan Posisi Keuangan (LPK)<br /></strong>_ LPK ini identik dengan Laporan Neraca pada perusahaan profit<br />_ Tujuan LPK ini untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih organisasi pada suatu periode tertentu dan menyajikan hubungan diantara unsurunsur yang membentuknya<br /><br /><strong>Informasi yang disajikan LPK :<br /></strong>_ Kemampuan organisasi dalam memberi jasa secara berkelanjutan, objek perhatian bagi donor atau penyumbang<br />_ Tingkat likuiditas, biasanya ini objek perhatian penting bagi kreditur dan supplier<br />_ Fleksibilitas keuangan, melihat rasio perbandingan antara hutang dengan asset yang dimiliki<br />_ Kebutuhan pendanaan dari luar, penting untuk menarik donatur dan kreditur<br />_ dll<br /><br /><strong>Komponen LPK yaitu :<br /></strong>_ Aktiva<br />– Disajikan di LPK berdasarkan urutan likuiditas dan periode atau kecepatannya di konversi atau dicairkan menjadi uang kas<br />_ Kewajiban<br />– Disajikan di LPK berdasarkan urutan jatuh temponya atau saat kewajiban itu harus dipenuhi<br />_ Aktiva Bersih<br />– Disajikan terpisah berdasarkan batasan yang melekat padanya, yang batasan tersebut disyaratkan oleh pemberi donasi untuk tujuan tertentu<br /><br /><strong>Persamaan akuntansi :<br /></strong>Aktiva = Kewajiban + Aktiva Bersih<br />_ Artinya bahwa setiap perolehan 1 unit aktiva, akan menimbulkan kewajiban atau perubahan menurun dari aktiva bersih, atau kombinasi keduanya<br />_ Sebaliknya, setiap pengurangan 1 unit aktiva akan menyebabkan perubahan menaik dari aktiva bersih, dan atau pengurangan kewajiban<br /><br /><strong>Aktiva bersih digolongkan dalam :<br /></strong>a. Aktiva bersih tidak terikat<br />_ Aktiva bersih yang tidak diberikan batasan oleh pemberi donasi, dimana pengurus organisasi bebas menggunakannya untuk mendukung operasional organisasi berdasarkan policy dan prosedur yang telah ditetapkan organisasi<br />b. Aktiva bersih terikat temporer<br />_ Batasan yang diberikan oleh pemberi donasi bila telah melewati jangka waktu tertentu atau waktu pembatasan telah lewat, selisih lebih atau sisanya dapat digunakan untuk tujuan lain yang masih berkaitan dengan tujuan semula<br />c. Aktiva bersih terikat permanen<br />_ Batasan yang diberikan oleh pemberi donasi secara jelas disebutkan hanya untuk kegiatan tertentu saja<br /><strong></strong></div><div align="justify"><strong>B. Laporan Aktivitas<br /></strong>_ Yaitu laporan yang menyajikan perubahan aktiva bersih, baik terikat permanen, temporer atau tidak terikat, yang tercermin pada aktiva bersih dalam LPK<br />_ Menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, dan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat<br />_ Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat temporer atau permanen, dan untuk aktiva bersih terikat yang pembatasannya berakhir, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten<br />_ Keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain, disajikan sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali penggunaannya dibatasi<br />_ Beban harus disajikan menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa dan aktivitas pendukung<br /><br /><strong>C. Laporan Arus Kas<br /></strong>_ Tujuan utamanya untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode<br /><br />_ Klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas terdiri dari :<br />– Aktivitas Operasi<br />– Aktivitas Investasi<br />– Aktivitas Pendanaan<br /><br /><strong>Aktivitas Operasi (Operating Activities)<br /></strong>_ Kelompok ini berkaitan dengan penambahan dan pengurangan arus kas yang terjadi pada perkiraan yang terkait dengan operasional organisasi, antara lain :<br />– Kas dari pendapatan jasa<br />– Kas dari penyumbang<br />– Kas dari (untuk) perubahan piutang lain-lain<br />– Bunga dan deviden yang diterima<br />– Penerimaan lain-lain<br />– Bunga yang dibayarkan (untuk pinjaman kredit)<br />– Pembayaran untuk karyawan dan supplier atau pihak ketiga<br />– Hutang lain-lain yang dilunasi<br />– dll<br /><br /><strong>Aktivitas Investasi (Investment Activities)</strong><br />_ Yaitu semua transaksi yang terkait dengan investasi organisasi, biasanya untuk yang sifatnya jangka panjang, antara lain :<br />– Pembelian (penjualan) aktiva tetap<br />– Pembelian investasi<br />– Penerimaan dari penjualan investasi<br />– Penerimaan ganti rugi asuransi kebakaran/kerugian<br />– dll<br /><br /><strong>Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)<br /></strong>_ Yaitu semua transaksi yang mempengaruhi penambahan dan pengurangan aktiva bersih atau perolehan hutang organisasi yang sifatnya jangka panjang<br />_ Perbedaan dengan organisasi profit hanya pada penambahan pada persyaratan pembatasan yang ditentukan pemberi donasi<br /><br /><strong>Aktivitas pendanaan antara lain :<br /></strong>_ Penerimaan dari kontribusi dibatasi, antara lain :<br />– Investasi yang dibatasi untuk jangka panjang<br />– Investasi yang dibatasi untuk jangka waktu tertentu<br />– Investasi bangunan<br />– Investasi perjanjian tahunan<br />_ Aktivitas pendanaan lain :<br />– Bunga dan deviden dibatasi untuk reinvestasi<br />– Pembayaran kewajiban tahunan<br />– Pembayaran kewajiban jangka panjang<br />– dll<br /><br /><strong>D. Catatan Atas Laporan Keuangan<br /></strong>_ Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari LK<br />_ Bertujuan memberikan informasi tambahan tentang akun-akun yang dinyatakan dalam LK<br />_ Memberikan perincian dari jumlah total aktiva tetap yang disajikan<br />_ Memberikan informasi mengenai kebijakan akuntansi<br /><br /><strong>Laporan-laporan lain yang biasanya dibutuhkan untuk organisasi nirlaba :<br /></strong>_ Laporan arus kas triwulan dan Proyeksi Keuangan (Cash Forecast)<br />– Yaitu laporan arus kas yang menyajikan komparasi dari arus kas selama 3 bulan<br />– Tujuannya untuk mengetahui kondisi likuiditas organisasi pada saat ini dan periode mendatang<br />– Me-manage potensi kelebihan likuiditas guna menghasilkan pendapatan investasi jangka pendek<br />_ Laporan Kegiatan Penggalangan Dana (Fundraising)<br />– Biasanya laporan jenis ini dilakukan untuk mengantisipasi pengadaan dana organisasi untuk waktu mendatang. Jadi laporan ini harus dibuat beberapa bulan sebelum berakhirnya sebuah program atau proyek<br />– Penyimpangan yang terjadi perlu dianalisa untuk dilakukan tindakan korektif<br />_ Laporan Tambahan<br />– Laporan jenis ini hanya akan dibuat jika diperlukan dan sifatnya hanya sebagai pelengkap, seperti jumlah karyawan, pajak karyawan, daftar inventaris, dll<br /><br /><br /><strong>Analisa Laporan Keuangan</strong><br />_ Yaitu telaahan terhadap realisasi anggaran yang dijabarkan dalam laporan keuangan<br />_ Sebuah LK memiliki beberapa kelemahan dalam penyajian dan akurasi data, sehingga ALK juga untuk mendukung user dalam pengambilan keputusan<br /><br />_<strong> Kelemahan-kelemahan dalam LK </strong>:<br />– Data dalam unit moneter<br />– Penyederhanaan dan penyimpulan<br />– Kebijakan-kebijakan dan estimasi<br />– Asumsi nilai uang sama<br /><br /><strong>Tujuan Analisa Laporan Keuangan<br /></strong>_ Untuk mengetahui kondisi likuiditas jangka pendek<br />_ Mengetahui arus dana (fundsflow)<br />_ Utilitas atau penggunaan asset<br /><br /><strong>Teknik Analisa Laporan Keuangan<br /></strong>1. Analisa rasio<br />2. Analisa budget Versus aktual<br />3. Analisa vertikal Versus horizontal<br />4. Analisa Break Even Point<br /><br /><strong>1. Analisa Rasio<br /></strong>_ Yaitu teknik ALK dengan cara membandingkan komponen-komponen LK dalam periode pelaporan yang sama<br /><br />_ Beberapa Teknik ALK :<br />– Rasio Likuiditas<br />– Rasio Soliditas<br />– Rasio Kinerja Operasi<br /><br /><strong>Rasio Likuiditas :<br /></strong>_ Yaitu rasio seberapa cepat asset organisasi dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat dilikuidasi<br />_ Antara lain :<br />– Current Ratio<br />_ Aktiva lancar : Kewajiban Lancar<br />– Cash Ratio<br />_ Cash : Kewajiban Lancar<br /><br /><strong>Rasio Soliditas<br /></strong>_ Rasio yang menggambarkan seberapa cepat total aktiva organisasi dapat melunasi total kewajibannya pada saat dilikuidasi<br />_ Rasio Soliditas<br />– Total Aktiva : Total Kewajiban<br /><strong>Rasio Kinerja Operasional<br /></strong>_ Yaitu rasio yang membandingkan angka-angka dalam Laporan Aktivitas<br />_ Terbagi atas :<br />– Rasio biaya operasional thd total biaya program<br />_ Total biaya administrasi nonprogram : Total biaya program<br />– Rasio biaya program ke pendapatan donasi<br />_ Total biaya kegiatan program : Total Sumbangan<br />– Rasio lain-lain :<br />_ Rasio jumlah pendapatan thd jumlah aktiva<br />_ Rasio pendapatan usaha sendiri thd pendapatan sumbangan<br />_ Rasio penghasilan terikat thd penghasilan tidak terikat<br />_ dll<br /><br /><strong>2. Budget Versus Aktual</strong><br />_ Membandingkan budget dengan Realisasi pada suatu periode yang sama<br />_ Tahapan-tahapan BVA :<br />– Membandingkan realisasi biaya dengan budget dengan format dan periode yang sama (disinilah sisi penting dibentuknya Chart of Account)<br />– Hasil analisa akan berupa :<br />_ Over budget (realisasi diatas anggaran)<br />_ Underbudget (realisasi dibawah anggaran)<br />– Analisa varian yang timbul</div><div align="justify"> </div><div align="justify"><br /></div><div align="justify"> </div>Davehttp://www.blogger.com/profile/06952557079995355932noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7020907432883037904.post-47237550437847500182007-12-10T21:16:00.000-08:002007-12-10T21:21:54.192-08:00WGBP Profile<span style="font-family:trebuchet ms;font-size:130%;"><strong>Profil Working Group Beusaboh Pakat</strong></span><br /><br /><br />Capacity Building Working Group Beusaboh Pakat adalah sebuah kelompok kerja yang menangani issue-issue pe-nguatan kapasitas OMS serta kegiatan penguatan kelemba-gaan masyarakat sipil di Aceh dan Sumatera Utara.<br />Pada Pertemuan Konsolidasi Working Group Penguatan Kapasitas Mitra yang dilaksana-kan di Yayasan Matahari pada tanggal 10 Februari 2007 untuk menindaklanjuti hasil-hasil Partners Meeting ke-empat yang dilaksanakan di Sabang telah dirumuskan issue-issue pokok yang perlu menjadi focus OMS di Aceh dalam bidang penguatan masyarakat sipil yaitu korupsi, pemiskinan structural (kedaulatan rakyat atas sandang pangan dan pengelolaan sumberdaya alam, dan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat), Sistim kepemimpinan yang tidak berbasis rakyat pemilihnya, belum adanya mekanisme penyelesaian pe-langgran HAM yang berpihak pada korban, politik identitas dalam proses kepemimpinan Aceh. Berdasarkan issue-issue tersebut Working Group Beusaboh Pakat merumuskan tujuan jangka panjang kegiatan penguatan kapasitas OMS Aceh sebagai berikut: :<br />· Pengelolaan pemerintahan yang akuntabel dan transparan<br />· Intensitas korupsi di lembaga publik/pemerintah semakin menurun.<br />· Partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan semakin meningkat.<br />· Masyarakat memiliki akses terhadap perencanaan stra-tegis pengelolaan sumber daya alam.<br />· Adanya system kepemim-pinan berbasis rakyat.<br />· Adanya mekanisme penyele-saian kasus pelanggaran HAM yang berpihak pada korban.<br /><br />Visi<br />Pada tahun 2011, Working Group Beusaboh Pakat me-rupakan lembaga informal OMS di Aceh yang menjadi agen perubahan utama bagi meningkatnya kapasitas masyarakat sipil di Aceh yang berkeadilan, setara, pluralis, dan sejahtera.<br /><br />Misi<br />OMS lembaga partisipan memiliki kapasitas yang memadai dalam melaksanakan fungsinya dalam kehidupan masyarakat sipil, meliputi:<br />· Mendorong pengelolaan pe-merintahan yang transparan dan akuntabel<br />· Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penetapan kebijakan bidang sosial, ekonomi dan politik<br />· Memberikan kontribusi bagi peningkatan akses masyarakat terhadap pengelolaan<br />· Sumber daya alam dalam pemanfaatannya yang ber-pihak pada rakyat<br />· Menciptakan kehidupan masyarakat sipil yang mampu melaksanakan keadilan bagi hak-hak asasi di bidang hukum, politik, ekonomi dan budaya<br /><br />Program penguatan kapasitas ini saling melengkapi dengan program penguatan kapasitas organisasi yang dikoordinir langsung oleh Oxfam dalam bidang penguatan manajemen organisasi yang meliputi penyusunan strategic planning dan strandard operating procedures organisasi, penguatan manajemen keuangan, manajemen pengetahuan (knowledge management), sistem monitoring dan evaluasi, penyusunan strategi fund raising, strategi komunkasi organisasi, pengarusutamaan gender dan akuntabilitas dalam organisasi.<br /><br />Dalam melaksanakan program penguatan kapasitas CSO di Aceh, telah ditetapkan beberapa strategi berdasarkan pembelajaran dan rekomendasi hasil evaluasi kinerja Capacity Building Working Group periode tahun 2006. Strategi-strategi tersebut adalah:<br />· Penyediaan Data dan Informasi: tentang issue-issue penguatan penguatan kapasitas organisasi, profil lembaga partisipan, issue-issue yang berkaitan dengan kerja-kerja lembaga partisipan yang bermanfaat untuk membangun linkage antar OMS serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan OMS.<br /><br />· Konsolidasi Partisipan Program Penguatan Kapa-sitas; OMS partisipan penguatan kapasitas Working Group Beusaboh Pakat pada mulanya adalah mitra-mitra Oxfam, namun seiring berjalannya waktu, komposisi partisipan ini mengalami perubahan karena ada beberapa OMS telah selesai program kerjasamanya dengan Oxfam, selain itu program penguatan kapasitas ini juga bersifat terbuka untuk OMS di Aceh dan Sumatra Utara, namun demikian tetap diperlukan partisipan yang terkonsolidasi sehingga kegiatan penguatan kapasitas ini bisa terfokus dan terukur.<br /><br />· Koordinasi dan Kerjasama Program: Melakukan koordinasi, kerja-sama dan sinergi dengan stakeholders di Aceh yang memiliki program yang ber-kaitan dengan penguatan kapasitas CSO. Sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi pencapaian program –program penguatan kapasitas CSO, menghindari overlapping dan memaksimalkan sumber daya yang tersedia di Aceh.<br /><br />· Konsolidasi Internal Working Group Beusaboh Pakat : Working Group Beusaboh Pakat adalah sebuah working group yang berfokus pada penguatan kapasitas, Working Group ini merupakan hasil dari sebuah proses penguatan kapasitas yang pada mulanya hanya terfokus pada mitra-mitra kerja Oxfam, namun pada perkembangannya target working group juga mencakup mantan mitra kerja dan OMS-OMS strategis lainnya di Aceh-Nias. Oleh sebab itu, dengan bentuk kepengurusan baru ini,konsolidasi kepengurusan menjadi penting, diantaranya sistem manajemen operasional working group, perencanaan program dan kegiatan serta mekanisme pengambilan keputusan dalam kepengurusan working group.<br /><br />Kegiatan<br />Working Group Beusaboh Pakat menetapkan beberapa bentuk kegiatan utama, sebagai hasil pertemuan – pertemuan internal pengurus Working Group, diskusi dan usulan kebutuhan penguatan kapasitas dari anggota Working Group Beusaboh Pakat, maupun konsultasi pengurus dengan staf dan pimpinan Oxfam : Kegiatan utama tersebut meliputi:<br />· Pemetaan Kapasitas dan Kompetensi CSO di Aceh sebagai dasar pengembangan networking dan koordinasi.<br />· Penyediaan data dan informasi sesuai dengan kebutuhan pengembangan kapasitas CSOdi Aceh<br />· Pelatihan dan Lokalatih pengetahuan dan ketrampilan vocational.<br />· Membangun Joint Agenda berdasarkan issue-issue strategis prioritas sebagai pendekatan dalam penguatan networking melalui Focus Group Discussion<br />· Forum Community Organizer merupakan pertemuan rutin CO mengambil format pengajian rutin, sebuah model pembelajaran yang telah mengakar pada kehidupan masyarakat Aceh.<br />· CSO Meeting dan Meeting Koordinasi dengan Stakeholders Pertemuan Anggota dan Pegurus WGBP serta Manajemen Operasional Working Group Beusaboh PakatDavehttp://www.blogger.com/profile/06952557079995355932noreply@blogger.com0